Jumat, 04 November 2011

resensi buku negeri van oranje tugas bahasa indonesia


Resensi
Berpetualang di Negeri Belanda
Judul : Negeri Van Oranje
Penulis : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit : Bentang, 2009
Tebal : 477 Halaman
Saya selalu tertarik dengan novel yang diangkat dari pengalaman pribadi penulisnya. Seperti novel ini. Sebuah kisah petualangan lima mahasiswa Indonesia (Lintang, Banjar, Wicak, Daus dan Geri) dimana mereka sedang meraih mimpinya mengejar studi S2 di Belanda. Novel ini telah mencuri perhatian dan mengundang rasa penasaran saya. Ditambah lagi best seller pula. Siapa yang tak tergoda untuk segera mengetahui isinya.

Ternyata isinya tak mengecewakan. Selain seru, tak berlebihan kalau boleh dibilang novel ini begitu mengasyikkan alias tidak membosankan. Gaya penulisannya mengalir dan tidak berbelit-belit, ditambah catatan kaki yang tentu saja bisa memperjelas istilah-istilah asing. Di dalamnya kita bisa membaca kisah unik, seru dan heboh tentang lima sekawan itu. Kita juga bisa mendapatkan informasi menarik mengenai kehidupan di negeri kincir angin tersebut.

Tidak hanya itu, suasana dan segala hal tentang aktifitas kampus di Belanda juga tergambar dengan jelas. Dilengkapi pula dengan beragam tip dan trik, seperti kiat mencari pondokan atau tempat kost yang murah meriah, belanja cerdas, mencari kerja paruh waktu, mengisi waktu luang atau liburan, cara hemat berkeliling Eropa, tip mahasiswa teladan ala Daus, hingga beberapa kiat merokok di Belanda yang mungkin berguna bagi Anda.. Menarik bukan?

Kisah Lintang, Banjar, Daus, Geri dan Wicak diawali dengan pertemuan tak sengaja yang tanpa disadari akan membelokkan jalan hidup mereka. Dilanjutkan dengan acara masak bareng kelima sahabat yang kemudian menamakan diri sebagai geng “Aagaban”. Masing-masing anggota geng ”Aagaban” juga memiliki cerita unik. Pengalaman pilu Lintang yang merasa senang karena diundang pesta yang berarti ia akan makan enak dan gratis, tapi harus dongkol karena ternyata makanan yang dimakan harus ia bayar. Cerita Wicak dan Daus yang ingin berbaik hati menolong mahasiswa baru di Belanda mencarikan pondokan, tapi berakhir dengan ngerjain orang tersebut.

Kisah yang paling seru adalah tentang setangkai kembang yang dikirim salah satu oknum anggota geng “Aagaban” kepada Lintang. Ya, Wicak, Daus, Banjar selain menjalin persahabatan ternyata diam-diam ingin menjalin cinta dengan Lintang. Ironisnya, ternyata diam-diam Lintang malah naksir dengan Geri. Namun, ada satu rahasia tentang Geri yang belum diketahui Lintang, yang nantinya akan membuat Lintang sangat kaget. Apakah rahasia itu?

Meskipun dikemas dengan gaya populer, namun novel ini tetap memiliki kekayaan wacana dan pemikiran tentang idealisme anak muda, misalnya tentang bagaimana setelah lulus studi, bekerja di Belanda atau pulang membangun tanah air tercinta. Bagi peminat sejarah, novel ini juga menyajikan sejarah beberapa kota dan kampus di sana.

Kisah lima sahabat itu diakhiri dengan petualangan mereka mengunjungi beberapa kota di Eropa yang akan membuat Anda terkesima. Hingga akhirnya mereka harus berpisah karena aktifitas pekerjaan masing-masing. Sampai beberapa tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam acara pernikahan Lintang dengan salah satu anggota “Aagaban”. Siapa dia? Baca saja novel ini sampai tuntas. Selamat membaca!
Meskipun mengasyikkan, namun salah ejaan dalam buku ini terasa mengganggu mata. Apalagi jika para penulisnya dapat dikatakan tinggal cukup lama di Belanda. Misalnya ejaan untuk kota Amersfoort, ditulis dengan dua o (hal.6), ejaan kopen ditulis dengan satu o tapi diucapkan panjang/dengan dua o (hal.50), ikan haring, ditulis dengan satu a (hal.71), tien uur (jam sepuluh), bukan huur (hal.83), kortingkaart, hanya dengan satu o (hal.89), Witte Singel (bukan single) yang artinya parit (hal.77), grote bibliotheek, ditulis dengan dua e (hal.176), schrijftelijk, dengan tambahan h (hal.324).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar